Macam yang kita tahu pernikahan ini adalah penyatuan antara dua hati, yang melibatkan seorang lelaki dan wanita. Dan pernikahan ini adalah satu perkara yang baik di mana ia mampu mengmembangkan lagi keturunan umat Islam. Yang kita tahu adalah hanya pernikahan biasa tetapi, sebenarnya terdapat penikahan yang dilarang di dalam agama Islam. Mari ketahuinya sebagai panduan.

1. Nikah Mut’ah.

Nikah ini dikenali sebagai kahwin kontrak. Di mana ia menghadkan pada satu jangka masa yang tertentu. Dalam nikah ini juga, seorang suami tidak wajib untuk memberi nafkah serta tempat tinggal kepada isterinya mahupun waris keturunan iaitu anak.

Sebagai contoh, seorang lelaki melakukan lafaz akad nikah seperti “Aku menikahimu selama satu tahun,” dan dijawap oleh pasangannya dengan “Aku terima”.

Nikah mut'ah awalnya diperbolehkan oleh Rasulullah SAW iaitu pada saat sering terjadi peperangan yang panjang. Hal ini kerana, para suami perlu meninggalkan isteri ke medan perang dan ditakuti berlakunya perbuatan zina. Maka Rasulullah SAW membolehkan pernikahan ini yang dianggap bersifat sementara.

Dari Rabi’ bin Sabrah dari ayahnya ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya aku pernah mengizinkan kalian untuk menikahi perempuan secara mut’ah. Sekarang Allah Swt mengharamkan hal itu sampai hari kiamat. Kemudian siapa yang mempunyai isteri hasil nikah mut’ah hendaklah ia melepaskannya dan jangan kalian mengambil sesuatu yang telah kalian berikan kepada mereka.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

2. Nikah Syighar.

Ini adalah penikahan dengan menukar calon isteri diantara para wali untuk dinikahi dengan calon suami yang telah dipersetujui untuk dirinya masing-masing dengan perjanjian tanpa mahar.

Contohnya, “Saya nikahkan anda dengan anak atau saudara perempuan saya, dengan syarat anda menikahkan saya dengan anak atau saudara perempuan anda.”

“Dari Ibnu Umar ra, ia berkata Rasulullah SAW telah melarang nikah syighar, iaitu seorang mengawinkan anak perempuannya kepada seorang laki-laki dengan syarat laki-laki itu harus mengawinkan anak perempuannya kepada laki-laki pertama dan masing-masing tidak membayar mahar.” (HR Bukhari dan Muslim).

3. Nikah Muhallil.

Nikah ini adalah pernikahan yang menghalalkan kembali isterinya yang telah dicerai dengan talak tiga agar boleh bernikah semula dengan isteri yang pertama atau lebih dikenali sebagai cina buta.

Suami atas pernikahan baru itu dipanggil muhallil atau orang yang menghalalkan, manakala suami yang menginginkan kembali itu dikenali muhallal lahu atau orang yang dihalalkan untuknya.
Nikah ini dilarang oleh agama dan Rasulullah melaknatnya.

Dari Uqbah bin Amir, ia berkata, Telah bersabda Rasulullah saw, “Maukah ku beritahukan kepadamu tentang kambing jantan yang dipinjam?” para sahabat menjawab, “Mau wahai rasulullah,” Nabi bersabda, “Iaitu Muhallil. Allah melaknat muhallil dan muhallal lahu,” (HR Ibnu Majah).


4. Pernikahan silang.

Pernikahan diantara lelaki dan perempuan yang berbeza agama dan kepercayaan. Iaitu lelaki Islam bernikah dengan wanita bukan Islam atau Wanita bukan Islam bernikah dengan lelaki bukan Islam.

5. Pernikahan Khadan.

Pernikahan ini adalah pernikahan yang dilakukan secara rahsia. Ianya sangat terkenal pada zaman jahiliyiah dahulu.

Allah Swt berfirman: “Dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki lain sebagai peliharaannya.” (QS An-Nisa: 25).

“Dan bukan untuk menjadikan perempuan peliharaan.” (QS Al-Maidah: 5)

6. Menikahi perempuan yang berzina.

“Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan atau dengan perempuan musyrik , dan pezina perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-laki atau dengan laki-laki yang musyrik dan yang seperti itu diharamkan bagi orang-orang mukmin.” (QS An-Nur: 3).

Dalam hidup ini banyak perkara lagi yang belum kita dalami. Kadang kala kita hanya mengetahui satu perkara yang asas sahaja, sedangkan dalam-dalam perkara tersebut juga adalah perkara yang penting.